Dalang dari Gerakan G30S PKI
Berikut beberapa tokoh yang diduga menjadi dalang dari gerakan G30S PKI yang dikutip dari buku 30 Tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia 1976.
Dipa Nusantara Aidit atau yang dikenal dengan nama D.N Aidit adalah tokoh yang diduga menjadi dalang utama dari G30S PKI. Sebab, kala itu ia menjadi Ketua Umum Comite Central PKI.
Selain itu, usai kejadian G30S PKI terkuak, D.N Aidit melarikan diri dari Jakarta ke Solo, Jawa Tengah. Begitu juga dengan beberapa tokoh lain yang diduga terlibat dengan gerakan tersebut.
Kendati begitu, mulanya Presiden Soekarno tidak memberi tindakan hukum terhadap D.N Aidit. Sebaliknya, Presiden Soekarno justru memberi tanggapan positif terhadapnya ketika mengetahui bahwa D.N Aidit mengirim surat dari persembunyiannya.
Namun, Presiden Soekarno disebut memberi kuasa kepada TNI untuk menumpas PKI. Maka dari itu, Mayor Jenderal TNI Soeharto menyatakan bahwa G30S didalangi oleh PKI dan melakukan operasi militer untuk menumpas PKI di daerah-daerah.
Ketika Soeharto naik menjadi Presiden ke-2 Indonesia, PKI dinyatakan secara resmi menjadi dalang G30S dan D.N Aidit dituduh sebagai dalang gerakan tersebut.
D.N Aidit pun ditangkap dan diberi hukuman berupa eksekusi mati oleh beberapa anggota militer di sebuah sumur tua di belakang markas TNI di Boyolali, Jawa Tengah.
Selain D.N Aidit, tokoh PKI lain yang juga menjadi dalang G30S adalah Ketua Biro Khusus PKI Syam Kamaruzaman. Ia dituduh menjadi bagian dari pemberontakan karena memimpin biro khusus.
Kala itu, biro khusus yang dipimpinnya merupakan organisasi rahasia di PKI yang bertujuan untuk merancang dan mempersiapkan gerakan pemberontakan.
Salah satu strateginya adalah dengan menyusup ke internal TNI. Kemudian, menebarkan pengaruh ke kelompok tentara yang berhaluan kiri.
Maka dari itu, Syam Kamaruzaman juga ditangkap oleh TNI di tempat persembunyiannya usai G30S PKI terkuak. Ia ditangkap di Cimahi, Jawa Barat pada 9 Maret 1967.
Ia pun dijatuhkan hukuman pidana hingga ke meja hijau. Di pengadilan, ia mengaku bahwa G30S PKI adalah pemberontakan di bawah perintah D.N Aidit dan ia juga terlibat.
Syam Kamaruzaman pun dijatuhi hukuman mati sampai akhirnya dieksekusi pada 1986.
Letnan Kolonel Untung Syamsuri
Tak hanya PKI, G30S rupanya juga didalangi oleh pasukan di internal pemerintahan Presiden Soekarno yang diam-diam membelot, yaitu Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
Saat itu, Untung Syamsuri adalah Komandan Batalyon KK I Cakrabirawa yang merupakan pasukan pengawal Presiden Soekarno.
Ia diduga menjadi penggerak pasukan Cakrabirawa untuk melakukan penculikan sejumlah anggota TNI AD dari kediaman mereka masing-masing. Kemudian, para anggota TNI AD tersebut dibawa ke sebuah markas untuk dibunuh.
Eksekusi pembunuhan para anggota TNI AD dilakukan di sebuah markas di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur. Lalu, mayatnya dibuang ke sebuah sumur tua di markas tersebut yang kemudian dikenal sebagai Lubang Buaya.
Setelah G30S PKI, Untung Syamsuri melarikan diri dan menghilang. Beberapa waktu kemudian, dia ditangkap di daerah Brebes, Jawa Tengah dan dieksekusi mati pada 1966.
G30S PKI menyasar sejumlah petinggi TNI AD, kecuali Kapten Pierre Andreas Tendean yang kala itu menjadi korban salah tangkap ketika pasukan Cakrabirawa hendak menculik Jenderal TNI A.H Nasution.
Sementara A.H Nasution lolos dari penculikan dan tetap hidup usai G30S PKI. Berikut daftar korban G30S PKI.
Itulah penjelasan mengenai dalang dari gerakan G30S PKI. Semoga bermanfaat.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ksatria Pandawa 5 adalah serial televisi kolosal Indonesia produksi Genta Buana Paramita yang ditayangkan perdana 11 Agustus 2014 di Trans TV. Serial ini dibintangi oleh Rico Verald, Selvi Kitty, dan Ario Gumilang.[1][2][3][4]
Merekrut dan mempertahankan pegawai adalah salah satu kunci yang memengaruhi pertumbuhan perusahaan. Perputaran karyawan (turnover) yang cepat menimbulkan kerugian baik dari segi finansial maupun moral pada perusahaan dan karyawan yang masih bekerja.
Mengacu pada Gallup, turnover yang ideal adalah 10% dalam setahun. Tapi, persentase ideal bisa berbeda antara satu industri dengan industri lain dan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Namun, perusahaan tak cukup hanya menilai rendah tingginya turnover, karena bisa jadi turnover yang masih termasuk ideal berdasarkan standar Gallup, ternyata berpengaruh signifikan terhadap bottom line perusahaan. Oleh karena itu, hendaknya perusahaan melihat ‘Siapa yang keluar’ untuk mencari tahu akar masalah dan mengatasinya.
Istilah turnover bukan metrik yang cukup baik untuk menganalisa akar masalah. Perusahaan perlu menggunakan metrik lainnya yang lebih detail yaitu ‘siapa yang keluar’. Jika dari sebuah persentase turnover mayoritasnya adalah para top performers dan top-tier, maka bisa jadi pertanda bahwa ada masalah yang sangat vital dalam perusahaan, entah itu masalah manajemen, kultur atau gaji yang membuat mereka merasa disengaged dan memutuskan keluar.
Padahal, keluarnya para top performers membawa dampak signifikan bagi perusahaan karena output mereka empat kali lebih besar daripada karyawan biasa dengan gaji yang setara. Bisa jadi hubungan perusahaan dengan konsumen terganggu, bahkan putus hubungan, dan inilah yang kemungkinan akan memberikan dampak signifikan terhadap bottom line perusahaan.
Keluarnya para top-tier position juga memberikan dampak signifikan yaitu terhadap produktivitas dan ROA perusahaan. Proses untuk mencari pengganti kedua kelompok karyawan tersebut pun tak akan mudah dan memakan cost yang tidak sedikit.
Sedangkan jika turnover tinggi pada low performers, bisa jadi membawa dampak positif bagi banyak aspek, mulai dari employee engagement, produktivitas hingga profit, asalkan kita bisa meminimalkan persentasenya dan menggantinya dengan sumber daya manusia yang kualitasnya jauh lebih baik. Turnover rate tinggi pada low performers mengindikasikan perusahaan perlu melakukan perbaikan pada proses rekrutmen.
Adapun turnover tinggi pada kelompok new-hired, kemungkinan besar menandakan ada masalah dalam proses seleksi, onboarding dan/atau proses training.
Silsilah Pandawa Lima
Pandawa Lima merupakan sebutan bagi lima anak Prabu Pandu. Dari pernikahan Prabu Pandu dan Dewi Kunthi lahir 3 orang anak bernama Yudhistira, Bima, dan Arjuna. Sementara itu, Nakula dan Sadewa adalah putra kembar Prabu Pandu dan Dewi Madrim.
Sebagai anak sulung dalam keluarga Pandawa, Yudhistira memiliki sejumlah kelebihan jika dibandingkan dengan saudaranya. Kelebihan-kelebihan tersebut berupa sifat dan karakter Yudhistira yang menyerupai Batara Darma yakni berperilaku adil, jujur, dan menjadi tokoh yang paling baik atau berdarah putih.
Bahkan ketika menjadi Raja ia tidak mengenakan pakaian yang berlebihan dan justru berpenampilan sederhana serta lebih mengutamakan kepentingan rakyatnya. Oleh sebab itu, ia memperoleh penghargaan dari para dewa atas kejujuran dan perilaku adilnya itu.
Terlepas dari kelebihan dan pembangunan karakter Yudistira yang dikenal sebagai figur yang baik, namun ternyata ia juga memiliki kelemahan atau kekurangan yakni gemar berjudi (bermain dadu) karena kelemahannya ini lah ia dan para Pandawa lainnya pernah terjebak dalam perangkap Kurawa untuk bermain dadu dan mengakibatkan Pandawa kehilangan Drupadi, harta benda, dan bahkan hidup menderita selama 13 tahun di pembuangan.
Adapun Senjata yang dimiliki oleh Yudhistira adalah sebagai berikut:
Sementara itu, Yudhistira juga dikenal dengan nama lainnya berikut ini:
Bima memiliki kelebihan dalam melakukan pengelolaan tubuh, sehingga ia memiliki kekuatan jasmani yang luar biasa. Jika dibandingkan dengan para Pandawa lainnya maka Bima merupakan tokoh yang memiliki tubuh terkuat. Selain itu, Bima juga memiliki sejumlah senjata mematikan yang dapat menghancurkan musuh dengan mudah seperti Gada Rujakpala.
Bahkan, Bima juga memiliki beberapa anugerah yang diberikan oleh para Dewata di antaranya: Kampuh/kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati, dan Pudak Jarot Asem.
Berikut ini daftar senjata yang dimiliki Bima:
Bima juga dikenal dengan nama lain sebagai berikut:
Putra Pandu Ke-3 ini diberkati kondisi fisik dan wajah yang tampan, sehingga banyak yang suka terhadapnya. Bahkan, dalam sejumlah catatan Arjuna memiliki 16 istri.
Selain memiliki wajah yang rupawan, Arjuna juga merupakan titisan Dewa Wisnu dan memiliki karakter yang baik serta suka berpuasa atau bertapa. Kemudian, Arjuna juga memiliki keahlian dalam memanah, berperang, dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata serta dinobatkan sebagai raja di Kahyangan bergelar Prabu Karitin.
Kekurangan Arjuna adalah masih memiliki sifat sombong. Hal itu terlihat ketika ia menolak tantangan dari Karna untuk beradu kepandaian dengannya, namun ditolak oleh Arjuna karena menganggap dirinya memiliki kedudukan yang lebih tinggi, sehingga tidak layak apabila beradu dengan seorang Karna.
Tak berbeda dari kedua kakaknya, Arjuna juga memiliki sederet senjata berikut ini:
Arjuna juga dikenal dengan beberapa nama lain berikut ini:
Nakula merupakan putra Prabu Pandu dan Dewi Madrim. Ia memiliki kelebihan dalam memelihara binatang seperti sapi dan kuda. Ia juga mahir dalam mengendarai dan mengendalikan kuda serta memainkan pedang. Selain itu Nakula memiliki karakter yang baik, jujur, setia, dan taat.
Namun, sifatnya yang terlalu penurut terutama dengan Yudistira itu justru membuat Nakula tidak bisa menolong dengan memberikan saran maupun masukan kala Yudhistira terjebak dalam permainan dadu dengan para Kurawa.
Sadewa dikenal sebagai sosok yang mahir dalam melakukan perhitungan rasi-rasi bintang, bahkan ia dapat mengetahui masa depan seseorang. Kemudian, ia juga mampu memelihara binatang tunggangan dengan baik seperti sapi dan kuda. Selanjutnya ia juga mahir dalam menggunakan senjata panah dan lembing.
Adapun senjata yang dikenal dimiliki oleh Sadewa adalah Aji Purnamajati. Sadewa juga dikenal dengan nama lain Tangsen.
Demikian penjelasan lengkap mengenai tokoh-tokoh Pandawa Lima lengkap dengan silsilah, nama lain, hingga senjata yang dimilikinya.
Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Bobo.id - Wayang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah terkenal.
Ada banyak tokoh pewayangan yang sering dimainkan, tapi tokoh Pandawa Lima menjadi tokoh yang paling terkenal.
Kali ini, kita akan belajar tentang beberapa tokoh pewayangan yaitu Pandawa Lima.
Pandawa Lima adalah sebutan untuk lima bersaudara pada tokoh pewayangan pada kisah Mahabharata.
Dalam bahasa Sansekerta Pandawa berarti anak dari Panduk yang pada penokohan ini merujuk pada sosok Raja Astina, yaitu Prabu Pandu Dewanata.
Tokoh Pandawa Lima ini Merupakan putra Prabu Pandu Dewanata dengan dua istrinya yaitu Dewi Kunti dan Dewi Madrim.
Kelima putra dari Prabu Pandu itu memiliki karakter atau sifat yang khas dan berbeda-beda.
Berikut akan dikenalkan kelima tokoh pewayangan terkenal dari kisah Mahabarata.
Lima bersaudara yang dikenal dengan nama Pandawa ini memiliki kelebihan yang berbeda-beda. Berikut lima tokoh tersebut.
Untuk mengenal kelima tokoh itu lebih jauh, mari simak pembahasan berikut ini.
Baca Juga: 5 Contoh Kesenian Tradisional Indonesia dan Penjelasannya, Materi PPKn
Dari lima bersaudara itu, anak yang paling tua adalah Yudhistira.
Yudhistira merupakan putra dari Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti.
Putra pertama ini juga dikenal dengan ama Prabu Puntadewa yang dipercaya sebagai jelmaan Dewa Yama yang memerintah di Kerajaan Amarta.
Sosok Yudhistira adalah karakter yang bijaksana dan hampir tidak pernah berbuat dusta atau bogong selama hidupnya.
Selain itu, tokoh Yudhistira ini juga memiliki moral yang sangat tinggi dan merupakan tokoh yang pemaaf.
Tokoh selanjutnya adalah Bima yang merupakan putra kedua dari Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti.
Putra kedua ini memiliki cukup banyak nama lain, seperti Bratasena, Balawa, Birawa, Dandungwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayusuta, Sena, Wekudara, Wijasena, dan Jagal Abilawa.
Namun, dari semua nama lain Bima ini, nama Raden Werkudara yang paling terkenal dan merupakan sebutan untuk kesatria di Jodhipati.
Sosok Bima ini dipercaya sebagai jelmaan Dewa Bayu, hingga membuatnya memiliki julukan Bayusutha.
Tokoh pewayangan ini digambarkan sebagai sosok yang kuat, bersifat kasar, menakutkan di mata musuh, namun memiliki hati yang sangat lembut.
Selain itu, Bima juga memiliki sifat uang gagah berani, teguh, kuat, tabah, jujur, dan patuh.
Baca Juga: Disebut Warisan Budaya Tak Benda, Bagaimana Cara Melestarikan Wayang?
Bima memiliki senjata istimewa yang bernama Gada Rujakpala dan Kuku Pancanaka.
Putra ketiga dari Prabu Pandu Dewanata adalah Arjuna dan merupakan anak dari Dewi Kunti.
Arjuna juga terkenal dengan nama lain, yaitu Permadi, Janaka, Wibatsuh, Parta, Dananjaya, dan Palguna.
Menurut pewayangan Arjuna adalah jelmaan dari Dewa Indra yang memimpin kerajaan di Madukara dan merupakan dewa perang.
Sosok Arjuna digambarkan sebagai sosok ksatria yang cerdik dan suka berkelana, bertapa serta mencari ilmu.
Arjuna merupakan tokoh yang sangat mahir tentang ilmu peperangan.
Ia juga memiliki banyak sekali pusaka dalam bentuk senjata seperti Keris Pulanggeni, Panah Pasopati, Panah Sarotama, Busur Gandiwa, dan Terompet Dewadata.
Arjuna juga digambarkan memiliki karakter yang mulia, berjiwa ksatria, mempunyai iman kuat, dan gagah berani.
Putra keempat adalah Nakula yang merupakan salah satu dari putra kembar Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim.
Seperti saudara lainnya, Nakula memiliki nama lain yaitu Tripala atau Raden Pinter.
Nakula merupakan penjelmaan dari Dewa Kembar Aswin atau dewa pengobatan.
Baca Juga: 8 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui UNESCO, Ada Wayang hingga Kapal Pinisi
Tokoh satu ini digambarkan sebagai sosok yang pandai dalam memainkan senjata dan merupakan ksatria pedang yang tanggung.
Karakter dari Nakula adalah jujur, setia, dapat menjaga rahasia, patuh pada orang tua dan suka membalas budi.
Putra kelima adalah Sadewa yang merupakan salah satu dari anak kembar Dewi Madrim dengan Prabu Pandu Dewanata.
Nama lain dari Sadewa adalah Raden Darmagranti atau Raden Tangsen.
Sama seperti Nakula, Sadewa juga dikenal sebagai jelmaan Dewa Kembar Aswin.
Sadewa digambarkan sebagai sosok yang ahli dalam ilmu astronomi dan berkarakter rajin, bijaksana, setia, bisa menjaga rahasia, taat kepada orang tua serta senang membalas budi.
Nah, itu lima tokoh Pandawa yang terkenal dalam pewayangan Jawa pada cerita Mahabarata.
Baca Juga: 6 Contoh Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia Sebagai Bentuk Keragaman Budaya, Materi IPS
Siapa istri Prabu Pandu Dewanata?
Petunjuk: cek di halaman 1!
Lihat juga video ini, yuk!
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Hadir Lagi, Ada Apa Saja di AIA Healthiest Schools 2024-2025?
G30S PKI adalah singkatan dari Gerakan 30 September yang diduga dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, siapa dalang dari gerakan G30S PKI?
Berikut beberapa tokoh yang diduga menjadi dalang dari pemberontakan di masa pemerintahan presiden pertama Indonesia Soekarno itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sebelumnya, simak dulu penjelasan mengenai G30S PKI di bawah ini yang dihimpun dari berbagai sumber.
G30S PKI adalah pemberontakan yang diduga dilakukan oleh PKI dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno.
Kala itu, PKI yang memiliki ideologi komunisme ingin mengubah ideologi bangsa Indonesia dari nasionalisme menjadi sesuai yang mereka yakini.
Selain itu, PKI khawatir dengan kesehatan Presiden Soekarno yang kala itu dikabarkan tengah menurun sehingga usianya tidak lama lagi dan akan menimbulkan peralihan kekuasaan.
Di sisi lain, PKI juga tidak harmonis dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena berseberangan politik. Maka dari itu, gerakan PKI itu mengincar beberapa anggota TNI Angkatan Darat.
Ciptakan turnover ideal
Para peneliti percaya bahwa employee engagement menjadi kunci untuk mengatasi umumnya masalah turnover yang tinggi. Seperti dikatakan sebelumnya, turnover ideal bisa jadi berbeda bagi tiap industri dan perusahan. Maka, akan sangat bijak jika apapun program employee engagement yang hendak dilakukan perusahaan selayaknya berfokus pada pengurangan turnover pada top performers dan top-tier hingga mendekati 0% dan turnover pada low performers setidaknya di bawah 10%.
Perusahaan juga perlu memerhatikan tingkat turnover pada average performer yang umumnya merupakan populasi terbesar dalam sebuah perusahaan. Memang tingkat turnover yang tinggi pada average performer tak memberikan dampak sebesar turnover pada top performer dan top tier, namun harus tetap diperhatikan dan dikendalikan.
Dampak terbesar dari turnover pada average performers adalah biaya rekrutmen dan biaya saat posisi kosong. Adapun biaya untuk meretensi average performer jauh lebih murah dari kombinasi biaya rekrutmen dan biaya saat posisi kosong. Itu artinya, strategi meretensi karyawan juga perlu difokuskan pada average performers.
https://www.michaelpage.co.id/sites/michaelpage.co.id/files/2015_IDMP_EMPLOYEE_INTENTIONS_FINAL.pdf
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1744-6570.2011.01239.x/full
100%100% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Tokoh Pandawa Lima merupakan sekelompok karakter yang cukup populer dalam cerita wayang. Kelima saudara putra Pandi ini berperan sebagai tokoh protagonis dan menjadi musuh bagi para Kurawa.
Diceritakan sebagai tokoh yang protagonis, karakter Pandawa Lima ini kerap kali menjadi panutan dalam masyarakat Jawa. Bahkan, nama lima bersaudara tersebut cukup populer hingga menjadi nama untuk berbagai macam sarana maupun fasilitas publik. Lantas, siapa sajakah para Pandawa tersebut?
Berikut ini tokoh pandawa lengkap dengan silsilah, nama lain, hingga senjata, dikutip dari laman resmi Universitas Kristen Petra, Universitas Krisnadwipayana, dan Universitas Bina Nusantara, Rabu (17/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT