Kapan persisnya Allah menciptakan
masih terbuka untuk diperdebatkan, namun apa yang diketahui secara pasti adalah bahwa Allah menciptakan segala sesuatunya dengan baik, karena Allah di dalam kesucianNya, Ia tidak menciptakan sesuatu yang berdosa, yang tidak baik, dan yang diciptakan khusus untuk berdosa dan menjadi penghuni neraka. Neraka itu ada karena konsekwensi "dosa/ kejahatan" dari makhluk yang melawan/ menentang/ berdosa terhadap Allah.
Sebelum kita membahas kejatuhan malaikat - munculnya golongan
, kita tahu ada pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul, misalnya:
Dalam agama lain, misalnya Islam, dikatakan bahwa: Allah menciptakan malaikat yang diciptakan dari cahaya (
), dan Allah menciptakan Iblis dari api (
). Namun kepercayaan tersebut tidak terdapat dalam Alkitab kita. Dan di dalam artikel ini tidak membincangkan apa yang dipercayai oleh agama lain. Kita, fokus kepada Alkitab kita saja. Dimana, Alkitab tidak mengatakan bahwa
Lalu bagaimana memahami pemahaman bahwa Allah adalah Sang Pencipta segala sesuatu? Jika Dia adalah Pencipta segala sesuatu, maka
-pun adalah ciptaan Allah, benarkan demikian?
Dalam perspektif pengajaran Kristiani yang Alkitabiah:
. Dalam proses penciptaan langit dan bumi, Alkitab selalu menutup ekspresi Allah terhadap suatu proses penciptaan bahwa ciptaan-ciptaan itu baik (
(Kejadian 1:10, 12, 18, 21, 25). Bahkan pada akhirnya sebutkan dalam ayat 31, sbb:
Ada juga reka-rekaan orang bahwa Iblis itu baru diciptakan pada proses penciptaan yang dicatat dalam Kejadian pasal 1. Dimana ada dituliskan:
disitu ditafsirkan sebagai "
." Apakah benarkah demikian maksud dari Alkitab kita?
) itu ada seiring dalam proses penciptaan bumi.
disini bukan dalam makna "penciptaan Iblis." Di atas sudah disampaikan dasar pemahaman bahwa Allah yang baik dan suci tidak menciptakan makhluk yang khusus untuk berdosa/ berbuat kejahatan. Namun kejahatan dan dosa itu ada karena
yang dimiliki malaikat. Malaikat yang mengikuti keinginannya memberontak kepada Allah, mereka adalah para malaikat yang jatuh, dan mereka disebut Iblis/ setan-setan.
Pada saat itu Bumi yang belum sempurna yang lambat laun disempurnakan dengan adanya terang (
), kemudian benda-benda penerang yang dijadikan sebagai sumber dari terang yang diperintahkan Allah hadir dalam penciptaan alam semesta ini, kemudian diciptakan tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia.
itu bukannya terjadi lebih dahulu, tetapi keadaan
. (Lihat artikel terkait:
Konklusi dari Kejadian pasal 1 menulis bahwa Allah menciptakan Langit, bumi dan isinya termasuk manusia di dalamnya dalam keadaan amat sangat baik (sempurna) lihat Kejadian 1:31 di atas. Maka jelas bahwa, Allah
." Dan dari bukti ayat-ayat tersebut dapat menjadi dasar bahwa Allah
suatu makhluk yang disediakan dan diciptakan untuk berbuat dosa/ berbuat jahat.
adalah "mahluk roh" yang diciptakan Allah.
diciptakan dalam keadaan/ hakikat yang baik.
) menurut etimologi dan pengertian, adalah
Allah, para pesuruh ini mengenal Allah muka dengan muka, karena itu
mempunyai kelebihan daripada manusia. Demikian halnya
dilukiskan sebagai pembawa-pembawa pesan dari Allah untuk
(Kejadian 22:11, dst.). Dalam literatur kemudian hari (setelah pembuangan),
yang diatur dihadapan Allah dalam suatu hierarkhi (mis. Daniel 7:10; 9:21).
adalah malaikat, dalam golongan makhluk sorgawi. Para malaikat, sebagai makhluk-makhluk rohani,
itu memuliakan Allah, melaksanakan kehendak-Nya, melihat wajah-Nya, takluk kepada Allah.
lebih unggul daripada manusia, memiliki kuasa dan kekuatanyang lebih daripada manusia (2 Petrus 2:11), mereka adalah makhluk roh yang immortal (
) dan tinggal di surga. Mereka tidak menikah (Markus 12:25), makhluk roh yang tidak dapat mati (Ibrani 1:14; Mazmur 104:4), dan tidak boleh disembah (Wahyu 19:10; 22: 8, 9). Mereka dapat tampil dalam bentuk manusia (umumnya gidambarkan sebagai orang muda tanpa sayap). Alkitab berbicara tentang
, sekalipun hanya nama dua malaikat yang disebutkan dalam Alkitab:
Alkitab berbicara tentang
yang baik dan yang jahat, sekalipun ditekankan bahwa pada mulanya semua
diciptakan baik dan kudus. Karena mereka memiliki
(kebebasan untuk memilih), maka ada banyak
ikut dalam pemberontakan.
tentu adalah makhluk dan
. Tetapi karena mereka mempunyai
(kemauan yang bebas), maka mereka itu bisa terpengaruh terhadap godaan untuk berbuat dosa dan melakukan dosa. Alkitab berbicara tentang
yang baik dan yang jahat, sekalipun ditekankan bahwa pada mulanya semua
diciptakan baik dan kudus. Karena memiliki kebebasan untuk memilih, banyak
ikut dalam pemberontakan Iblis dan meninggalkan kedudukan mereka semula selaku hamba-hamba Allah, sehingga dengan demikian kehilangan peranan surgawi mereka.
yang jatuh ini disebut
Terdapat banyak acuan mengenal kejatuhan golongan malaikat, di bawah pimpinan
(Ayub 4:18; Matius 25:41; 2 Petrus 2:4; Wahyu 12:9).
sebagai golongan dari malaikat yang jatuh disinggung juga baik dalam PL maupun PB.
Berlawanan dengan barisan malaikat-malaikat baik yang tetap menjadi pelayan Allah yang setia melayani Allah, ada
Dengan demiian, kita memahami bahwa ada golongan
yang meninggalkan kedudukan mereka semula selaku hamba-hamba Allah, sehingga dengan demikian kehilangan peranan surgawi mereka.
Yesaya 14:12-15 dalam tafsir yang lazim di gereja-gereja barat dirujukkan kepada malaikat yang ingin menyamai Allah. Figur malaikat yang ingin menjadi seperti Allah ialah ide dalam ayat 14. Para penafsir melihat bahwa ayat tsb sbg
. Mereka menghubungkan hal ini dengan pernyataan Yesus Kristus di bawah ini:
Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini yang menyatakan dengan jelas bahwa ada malaikat-malaikat yang tidak taat dan berbuat dosa:
yang jatuh karena keinginannya menyamai Allah, dan
ini juga menyeret 30% malaikat-malaikat lainnya:
Alkitab juga mencatat bahwa
itu memiliki banyak pengikut-pengikut. Jadi ketika
(Yesaya 14; Yehezkiel 28) sepertiga dari malaikat bergabung dengan pemberontakan ini (Wahyu 12:3-4,9).
Maka, tidaklah diragukan bahwa para malaikat yang jatuh inilah yang disebut sebagai
Kita tahu bahwa neraka dipersiapkan untuk
dan malaikat-malaikatnya, demikian menurut Matius 25:41
Yesus, dengan menggunakan kata ganti kepunyaan-"nya" menjelaskan bahwa para malaikat ini adalah milik
Wahyu 12:7-9 menjelaskan peperangan malaikat antara
bersama "malaikat-malaikatnya" dan
Alkitab menjelaskan adanya golongan malaikat yang jatuh (Yudas 1:6, 2 Petrus 2:4), namun tidak secara khusus mencantumkan kapan kejatuhan itu terjadi.
Yang kita ketahui adalah:
Karena itu, kejatuhan Iblis pasti terjadi di periode waktu antara setelah malaikat diciptakan dan sebelum dia mencobai Adam dan Hawa di
(sebelum Langit dan Bumi diciptakan), seperti ilustrasi di bawah ini:
Tentu saja ukuran waktu alam-roh dan alam duniawi manusia adalah berbeda, gambar-gambar ini hanyalah ilustrasi untuk memudahkan kita membayangkan kronologi yang dapat dipahami manusia. Di bawah ini adalah kronologi jika kita mundur pada mulai penciptaan Malaikat yang terjadi sejak kekekalan.
Lihat Artikel terkait:
Photo By: Flickr/LenDog64
Soalan: Menurut 1 Kor 6:3, dicatatkan bahawa “kita akan menghakimi malaikat..”. Apakah kesalahan malaikat itu? Apakah kesalahannya dapat diampuni? — Ken Senbei, Kuala LumpurJawaban: Dalam tradisi Gereja lama beredar kisah tentang kejatuhan malaikat. Terkenal nama akan itu adalah Lucifer. Kitab Wahyu menggambarkannya dalam suatu gambaran tentang peperangan di Syurga (lih Why 12:7-9).Malaikat dikatakan dalam Konsili Lateran IV (1215) sebagai yang diciptakan baik, namun membangkang, kerana kesalahannya sendiri.Paus Leo Agung kiranya yang pertama kali menyebutkan hal itu di tahun 447 dalam suratnya kepada Uskup Turribius dari Astorga, Sepanyol, tentang hal itu, bahawa malaikat itu menolak kebenaran, iaitu Tuhannya sendiri, dengan menolak Tuhan maka dia berada jauh dari kemahakuasaan Tuhan.Tradisi ajaran Gereja mengungkapkan bahawa penolakan malaikat akan Tuhan bersifat tetap, memang berintensi atau berkehendak untuk menolak Tuhan dan secara bebas memilih kejahatan, sesuatu yang tidak dapat ditarik kembali. Ini digelar sebagai penolakan yang definitif.Oleh itu, dosa para malaikat tersebut tidak dapat diampuni. Maka hukuman kepada malaikat yang membangkang itu bukan hukuman sementara waktu, namun tetap, sehingga tidak dapat di pulihkan.Tidak menghairankanlah kalau mereka yang jatuh ke dalam hukuman abadi dikatakan akan tinggal bersama para malaikat jahat atau syaitan, dalam hukuman kekal.Dosa adalah pilihan tindakan akibat dari dorongan roh jahat. Malaikat jahat terus mengintai manusia, agar ikut membangkang Tuhan, memilih mengikuti serta mengabdi ciptaan dan bukannya Pencipta, sehingga penumpuan manusia akan Tuhan terpesong. Hal ini dinyatakan oleh Konsili Vatikan II dalam Gaudium et Spes art 13. Paulus menggambarkannya sebagai suatu peperangan, yang menuntut kita untuk senantiasa mengenakan senjata rohani (lih Ef 6:11-13). Oleh itu kita diminta untuk senantiasa waspada serta berjaga-jaga.Malaikat memang sebenarnya diciptakan untuk berperanan sebagai pelayan, “.. roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan” (Ibr 1:14). Mereka ikut serta dalam kepengantaraan Yesus Kristus, pengantara antara Tuhan dengan manusia, mendorong dan melayani semakin terjalinnya kesatuan antara manusia dengan Tuhan.Dalam tradisi Kitab Suci diperlihatkan peranan itu sebagai pembawa pesan. Erti kata malaikat (Malach — Ibrani; Aggelos — Yunani) memang bererti utusan atau pembawan pesan. Kerana mareka adalah utusan, pelayan Tuhan, maka diingatkan tidak untuk memuja serta menyembahnya (lih Kol 2:18; Why 22:8-9).Tentu di sini dibezakan antara malaikat baik, yang setia pada peranan serta tugas perutusannya, dan malaikat jahat, atau syaitan atau iblis,yang menghambat serta selalu ingin menggagalkan rencana keselamatan Tuhan. Malaikat jahat ingin menjadikan manusia memuja dirinya dan bukan Tuhan (bdk Luk 4:6-8).Malaikat adalah makhluk rohani, yang digambarkan dalam kredo, berangkat dari keputusan Konsili Nicea, sebagai “Aku percaya akan satu Tuhan, … pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang kelihatan dan yang tak kelihatan”.Sebagai makhluk rohani, yang tak kelihatan, malaikat tak bertubuh. Betapapun dalam kisah Abraham yang mendapatkan tamu para malaikat dikatakan bahwa mereka bertubuh (lih Kej 18:1-15), ini dijelaskan oleh Thomas Aquinas bahawa tubuh itu bukan tubuh yang hidup, namun hanya tubuh untuk dapat dilihat” sebagaimana yang dapat kita baca dalam kitab Tobit, “Hanya suatu penglihatan yang kamu lihat” (Tob 12:19).Namun manusia dikatakan diciptakan hampir setara dengan Tuhan (lih Mzm 8:6; bdk Kej 1:26-27). Penulis surat Ibrani lalu mengatakan, “Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Dia kasihi, tetapi keturunan Abraham yang Dia kasihi” (Ibr 2:16).Dalam intensi Tuhan akan keselamatan, memulihkan kembali realiti sebagaimana saat diciptakan baik adanya, menyatukan kembali manusia dengan Tuhan, malaikat berperanan agar intensi keselamatan tersebut terlaksana. Malaikat akan dinilai, atau diistilahkan sebagai “dihakimi” berdasarkan serta sesuai dengan peranan ini: sejauh mana mereka melayani karya keselamatan Tuhan, mengabdi bagi dibangun kembali kesatuan Tuhan dengan manusia tersebut. — Fr T. Krispurwana Cahyadi SJ, hidupkatolik.com