Bintang Timor Digital Printing Lombok Timur. Alamat lokasi: Jl. Ra.Kartini No.23, Pancor, Kec. Selong, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Bar. 83611, Indonesia. Telepon: 0878-5035-3469.
Digital printing di Kabupaten Lombok Timur. Digital printing ini menawarkan berbagai bentuk jasa printing seperti cetak baliho, booklet, pamflet, standup banner, print majalan, print dan jilid, cetak undangan, plakat, pin, name tag dan lainnya.
Digital printing ini juga penawaran jasanya dengan harga terjangkau sehingga cocok untuk berbagai kegiatan seperti print kebutuhan kegiatan kampus, seminar, dan lainnya.
Kunjungi jasa percetakan digital printing terdekat ini untuk informasi lebih lanjut seperti diskon, promo, katalog dan lainnya. Anda juga dapat menghubungi kontak call center / telepon jika tersedia atau membuka websitenya secara online.
Jam buka / jam kerja: Senin: 9:00 AM - 6:00 PM, Selasa: 9:00 AM - 6:00 PM, Rabu: 9:00 AM - 6:00 PM, Kamis: 9:00 AM - 6:00 PM, Jumat: 9:00 AM - 6:00 PM, Sabtu: 9:00 AM - 6:00 PM, Minggu: Closed
Arsitektur tradisional Nusa Tenggara Timur adalah rumah-rumah tradisional warisan budaya dari para leluhur dan tetap dipelihara dari generasi ke generasi yang ada di kawasan provinsi kepulauan Nusa Tenggara Timur yang menghuni ratusan pulau dengan 21 kabupaten dan 1 kota madya.[1] Jadi Nusa Tenggara Timur adalah provinsi kepulauan dengan banyak suku dan bahasa daerah serta kesenian dan kebudayaan yang beragam, tetapi dalam tulisan ini hanya empat rumah tradisional yang terdapat di empat suku.[1]
Rumah tradisional di pulau Timor yang terkenal milik suku Dawan, yaitu rumah tempat tinggal raja disebut Ume Usif atau Sonaf dan tempat tinggal masyarakat umum disebut Ume To Ana. Rumah untuk ibadah ada tiga jenis yaitu: Ume nonoh ata Le-o, Ume Musu dan Ume Mnasi serta rumah tempat musyawarah yang dinamakan Ume Lopo atau Ume Buat.[2]
Rumah tempat tinggal orang suku Dawan berbentuk bundar dan atap kerucut serta luasnya disesuaikan dengan kebutuhan dan status sosial ekonomi pemilik.[2] Puncak atap berbentuk sanggul wanita terbalik yang disebut ume ba'i. Rangka atap yang berbentuk bulat yang disesuaikan dengan bentuk alam semesta, gambaran bentangan langit.[2]
Tiang kayu bulat serta kuat melambangkan laki-laki karena tenaganya, tanah yang menjadi lantai rumah rata dan bulat melambangkan kelurusan hati. Di tengah rumah terdapat tungku untuk memasak dan juga menghangatkan ruangan pada musim dingin, sedangkan asap api dapat mengawetkan bahan makanan yang tersimpan di loteng. Ruangan untuk tidur dibagi menjadi kamar tidur untuk orang tua atau mala tupamnasi, dan ruang tidur untuk anak gadis dinamakan halli ana.[2]
Di depan rumah terdapat kayu bercagak tiga dan batu tempat meletakkan sesajian untuk nenek moyang, Di dalam rumah dan motif tenun terdapat ukiran atau motif binatang, seperti cecak, buaya, kuda, bangau, ayam, ular burung elang, tokek, dan kakatua mengandung makna yang ada hubungan dengan kepercayaan. Misalnya suara cecak dikaitkan dengan pengambilan keputusan dalam suatu musyawarah, sebagai pertanda bahwa keputusan yang diambil tepat dan benar. Kuda melambangkan kekuatan dan kekayaan, burung bangau dan burung elang melambangkan kekuasaan yang tinggi dan keberanian, ular mewakili binatang sakral yang disembah. Gejala alam yang menjadi motif hiasan adalah motif matahari yang disebur Uis Neno melambangkan kedudukan tinggi.[2]
Dalam rumah terdapat tiang keramat ni mnasi, tempat menggantungkan benda-benda keramat serta meletakkan sajian.[2] Tempat upacara yang ada di luar rumah disebut Tol Uis Neno yaitu tempat menyembah Dewa Langit atau Dewa Matahari yang disebut Uis Neno. Tempat pemujaan lain adalah Nu'uf, berupa tumpukkan batu berbentuk lingkaran yang terletak di atas bukit kecil di pinggir hutan, sebagai tempat meletakkan sajian bagi dewa langit.[2]
Orang suku Dawan mempunyai tempat pemujaan yang disebut Ume Le'o' untuk melakukan upacara bagi keluarga untuk meminta kesuburan dan kebahagiaan kepada Tuhan. Ume Musu tempat panglima perang, dukun atau kepala adat mengadakan upacara sebelum dan sesudah peperangan, sedangkan Ume Mnasi menjadi tempat menyimpan benda suci atau nono yaitu benda pusaka yang dianggap keramat.[2]
Suku Manggarai mewarisi arsitektur tradisional terdapat di desa Wae Rebo dengan komplek rumah adat berbentuk kerucut.[3] Rumah adat Mbaru Niang dengan atap berbentuk kerucut itu merupakan warisan leluhur suku Manggarai di desa Wae Rebo, di Manggarai Barat, Flores. Mbaru Niang merupakan bangunan warisan yang dilestarikan oleh penduduk se tempat dengan terus menjalankan ritual tradisi di dalam rumah itu. Ada empat Mbaru Niang dengan ukuran serupa, dan satu rumah sebagai rumah utama untuk melakukan pertemuan adat.[3]
Desa Wae Rebo mendapat julukan sebagai desa di atas awan, karena berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Di setiap rumah adat itu dihuni enam sampai delapan keluarga yang berperan menjaga keaslian rumah adat dengan kekayaan budaya tradisional.[3]
Rumah adat Mbaru Niang adalah contoh karya arsitektur vernakular yang unik, rumah berbentuk kerucut yang dutupi daun lontar dari atas hingga ke bawah hampir menyentuh tanah. Tingginya mencapai 15 m dengan pembagian beberapa lantai dengan diameter lantai dasar sekitar 15 m dan terbagi atas 5 lantai.[4]
Rumah adat Mbaru Niang secara vertikal terbagi atas 5 lantai yang setiap lantai mempunyai nama serta fungsi masing-masing yaitu:
Arsitektur tradisional yang ada di kabupaten Sikka, Flores, ialah Lepo Gete, istana Raja Sikka yang dekat di kota Lela.[5] Lepo Gete artinya rumah orang besar atau berpangkat karena mempunyai kedudukan terhormat, yakni rumah yang ditempati oleh Raja Sikka atau Istana Raja. Istana ini terletak di bibir pantai selatan, namun bangunan yang asli hancur tetapi pemerintah Kabupaten Sikka membangunnya kembali di Kampung Sikka atau Sikka Natar supaya dapat disaksikan generasi muda.[5]
Lepo Gete merupakan istana kerajaan Sikka, sekaligus pusat pemerintahan Kerajaan Sikka dalam rentan waktu yang cukup lama dalam masa penjajahan Portugis abad ke XVI dan Belanda abad ke XVII yang menjadi pusat kontak budaya antara penduduk pribumi Sikka dengan bangsa Portugal serta Belanda.[5]
Bangunan Lepo Gete berbentuk rumah panggung dengan panjang 20 meter dan lebar 15 meter beratap tinggi melancip dengan dua sisi air. Ada dua bagian utama yakni Tedang yang berfungsi sebagai pendopo untuk menerima tamu, tempat musyawarah, tempat perjamuan atau pesta. Bagian kedua disebut Une, hanya untuk penghuni rumah atau anggota keluarga terdapat tempat tidur dan tempat menyimpan harta kekayaan yang berharga. Letak Une lebih tinggi dari bagian Tedang yang dihubungkan dengan tangga atau dang dalam bahasa setempat sedangkan tempat menyimpan persediaan makanan ada di bagian belakang yang disebut Awu dan Ronang.[5] Lepo Gete ditopang oleh 25 kayu bulat dari pohon tuak atau lontar yang dipancang berbaris memanjang dan melintang. Terdapat 5 baris dengan masing – masingnya memiliki 5 tiang. Lantai rumah panggung berbahan kayu di topang oleh kayu – kayu yang disusun memanjang.[5]
Suku Sabu di kabupanen Sabu Raijua dengan kondisi alam yang banyak ditumbuhi pohon lontar dan kelapa cukup mempengaruhi pembuatan rumah untuk tempat tinggal dan rumah adat atau rumah tradisional. Jenis-jenis bangunan Suku Sabu terdiri dari rumah untuk tempat tinggal, yang dinamakan Ammu Pe, yang terdiri dari Ammu PeDouae Banni Ae sebagai tempat tinggal raja, dan Ammu Pe Mone Aha sebagai timpat tinggal rakyat biasa.[6] Adapun kategori tempat tinggal lainnya dibagi berdasarkan bentuk atap dan tiang-tiang penyangganya, antara lain Ammu Ae Rokoko yaitu rumah yang bentuk balok atapnya sama dengan panjang badan rumah. dan Ammu Iki rumah yang bentuk balok atapnya lebih kecil dari panjang badan rumah.[6]
Ammu Rukoko merupakan rumat adat suku Sabu di tinjau dari segi bentuk memiliki konsep bentuk perahu yang terbalik, karena semua nama elemen konstruksinya di ambil dari perahu. Sedangkan dari segi material dan struktur bangunan ini menggunakan material alami, seperti daun lontar dan kayu.[7]
Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang terkenal dengan keindahan alamnya, terutama kecantikan pantai-pantainya yang terkenal. Namun, NTT juga memiliki keindahan budaya yang beragam. Salah satunya adalah keunikan rumah adatnya.
Keindahan rumah adat di NTT ini juga menjadi daya Tarik tersendiri. Banyak wisatawan yang datang karena keunikan dan keakraban masyarakat tempat rumah adat tersebut berada. Di bawah ini merupakan beberapa jenis rumah adat NTT yang perlu Anda ketahui:
Rumah Adat Musalaki
Rumah adat Musalaki merupakan rumah adat yang paling sering dijumpai saat berkunjung ke NTT. Nama rumah adat ini merupakan penggabungan dari dua kata yaitu 'mosa' dan 'laki', yang artinya 'ketua' dan 'laki'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila digabungkan, kedua kata tersebut menjadi 'ketua adat'. Oleh karena itu, rumah Musalaki adalah rumah yang menjadi tempat tinggal bagi tetua atau kepala suku dalam masyarakat suku Ende Lio.
Rumah adat Musalaki berbentuk persegi empat dengan atap menjulang tinggi, melambangkan kesatuan dengan sang pencipta. Atapnya diyakini menyerupai layar perahu, sesuai dengan cerita masyarakat setempat tentang nenek moyang Suku Ende Lio yang biasa menggunakan perahu.
Di bagian atas atap terdapat dua ornamen simbolis. Yaitu kolo Musalaki (kepala rumah keda) dan kolo ria (kepala rumah besar) yang diyakini memiliki hubungan spiritual.
Selain menjadi rumah adat, rumah ini juga difungsikan sebagai tempat dilakukannya upacara adat, musyawarah adat, ritual tertentu, dan acara adat lainnya.
Rumah Adat Mbaru Niang
Rumah adat di Nusa Tenggara Timur selanjutnya adalah rumah adat Mbaru Niang. Rumah adat ini berasal dari sebuah desa di NTT, yaitu Desa Wae Rebo. Rumah adat Mbaru Niang dibuat dengan desain yang sangat unik dan berbeda dengan rumah adat pada umumnya. Jika rumah adat Musalaki hanya diperuntukkan bagi kepala suku, maka rumah adat Mbaru Niang ini dapat digunakan oleh masyarakat sekitar.
Rumah adat Mbaru Niang memiliki konsep arsitektur yang unik dan menarik karena dibangun dalam bentuk kerucut, sehingga memberikan kesan tenda yang sangat besar. Ketinggian rumah adat ini bisa mencapai sekitar 15 meter.
Baca Juga: 7 Destinasi Wisata di NTT yang Wajib Dikunjungi
Rumah Adat Mbaru Niang
Mbaru Niang adalah rumah adat yang terdapat di Kampung Wae Rebo, sebuah kampung adat di Pulau Flores, NTT. Terletak di pegunungan pada ketinggian 1.117 meter di atas permukaan laut, kampung ini dikelilingi oleh pegunungan dan hutan hujan tropis di Kabupaten Manggarai Barat. Tinggi rumah ini mencapai 15 meter.
Nama Mbaru Niang terdiri dari dua kata, 'Mbaru' yang berarti rumah dan 'Niang' yang berarti tinggi dan bulat. Penamaan ini mencerminkan bentuk Mbaru Niang yang kerucut dan meruncing ke atas.
Bentuk ini melambangkan falsafah kehidupan suku Manggarai di Kampung Wae Rebo, di mana keseimbangan terwakili dalam bentuk lingkaran. Selain itu, bentuk kerucut atapnya merupakan simbol perlindungan dan persatuan antar rakyat Wae Rebo.
Mbaru Niang dibangun dalam jumlah tujuh rumah yang disusun melingkar di atas tanah datar. Di tengah lingkaran tersebut terdapat sebuah altar bernama Compang, yang menjadi titik pusat dari ketujuh Mbaru Niang dan merupakan lokasi paling sakral bagi suku Manggarai di Wae Rebo. Altar Compang digunakan untuk menyembah Tuhan dan roh-roh leluhur.
Rumah Adat Ume Kbubu
Rumah ini melambangkan kaum perempuan dan berfungsi sebagai simbol seorang Mama atau betina (Mater). Rumah Ume Kbubu juga disebut 'Rumah Bulat' karena bentuknya yang bulat.
Dalam filosofi orang Timor, rumah adat Ume Kbubu melambangkan perempuan Timor yang santun, bersahaja, dan tertutup. Struktur Ume Kbubu memiliki atap yang menjulur dari bubungan hingga ke tanah dan hanya memiliki satu pintu. Setiap orang yang masuk atau keluar harus menunduk, menggambarkan rasa hormat dan kesopanan.
Rumah berbentuk kerucut dan beratap bulat ini berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya upacara adat, musyawarah, kegiatan sosial, dan kegiatan tradisional lainnya. Oleh karena itu, rumah Ume Kbubu memiliki peran vital sebagai tempat berkegiatan warga di sana.
Salah satu rumah adat ini merupakan rumah adat bagi masyarakat Suku Abui, di Kabupaten Alor. Rumah tanpa dinding ini dianggap menjadi rumah serbaguna, karena rumah ini memiliki segudang kegunaan. Rumah Lopo memiliki tiga tingkat yang memiliki fungsinya masing-masing.
Rumah berbahan bambu dan alang-alang ini digunakan sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen. Rumah Lopo juga dimanfaatkan sebagai tempat menenun bagi para perempuan Timor yang hendak menenun kain tenun ikat. Tak hanya itu, Rumah Lopo kerap menjadi tempat berkumpul bagi warga untuk membahas hal penting.
Rumah serbaguna ini merupakan warisan turun temurun dari moyang masyarakat Suku Abui. Seiring berkembangnya zaman, atap Lopo yang mulanya dibuat dari daun alang-alang kini berubah menjadi seng. Meskipun demikian, fungsi dari Lopo tidak berubah.
Rumah Adat Sumba mengacu pada rumah adat vernakular dari Suku Sumba di Pulau Sumba, rumah adat Sumba memiliki atap yang tinggi dan memiliki keterkaitan yang erat dengan roh-roh atau marapu.
Rumah adat Sumba juga mencerminkan hubungan yang kuat antara manusia dengan dunia roh atau marapu. Konsep marapu meliputi roh-roh leluhur, tempat-tempat suci, dan artefak yang memiliki nilai sakral.
Desain rumah adat, seperti puncak atap yang tinggi dan struktur dalam rumah, seringkali memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan marapu. Misalnya, uma bungguru, rumah utama klan, menjadi tempat penting untuk upacara dan ritual yang berkaitan dengan marapu, seperti pernikahan dan pemakaman.
Rumah adat Sumba umumnya memiliki tata letak berbentuk persegi. Terdapat empat tiang utama yang menjadi penyangga atap puncak rumah, yang memiliki makna mistis.
Satu rumah adat Sumba dapat menampung satu hingga beberapa keluarga. Tanduk kerbau sering digunakan sebagai hiasan dinding untuk mengingatkan akan pengorbanan masa lalu.
Selain sebagai tempat tinggal, rumah adat juga digunakan untuk kegiatan sosial dan ritual, seperti pertemuan keluarga, upacara adat, dan pertemuan masyarakat. Rumah adat juga menjadi simbol kekuatan dan persatuan bagi klan dan komunitas Sumba.
Itulah 5 rumah adat yang ada di NTT. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Rumah Adat Musalaki
Rumah Musalaki adalah rumah adat yang menjadi simbol Nusa Tenggara Timur. Melansir dari id.wikipedia.org, rumah Musalaki merupakan rumah adat yang paling umum dan banyak ditemui di Nusa Tenggara Timur.
Rumah Musalaki berbentuk persegi empat dan memiliki atap yang menjulang tinggi sebagai simbol kesatuan dengan Sang Pencipta. Bentuk atapnya diyakini menyerupai layar perahu, seperti masyarakat setempat yang membicarakan nenek moyang dari Suku Ende Lio yang terbiasa menggunakan perahu.
Musalaki berasal dari Bahasa Ende Lio (masa = kepala atau kepala dan laki = adat atau suku). Fungsi dari rumah Musalaki adalah sebagai tempat tinggal kepala suku atau kepala adat wilayah Ende Lio. Fungsi lain dari rumah adat ini adalah sebagai tempat berlangsungnya upacara adat, ritual, musyawarah, dan berbagai kegiatan adat lainnya.
Rumah Adat Ume Kbubu
Rumah adat ini memiliki bentuk yang unik dengan bangunannya yang berbentuk bulat. Rumah ini merupakan tempat tinggal suku Dawan yang berada di Kabupaten Timor. Ume itu sendiri berarti rumah, sedangkan kkubu memiliki arti bulat atau bundar.
Struktur bangunan rumah adat ini terdiri dari atap, tiang, dan dinding. Atap rumah adat Ume Kkubu terdiri dari 9 elemen yang masing-masing memiliki fungsinya. Dinding rumah tersebut terbuat dari bambu dan berfungsi sebagai tempat mengikat alang-alang. Konsep dari rumah ini terbagi menjadi beberapa ruangan seperti tunaf, hala, tnana, dan hau monef. Setiap ruangannya memiliki fungsi masing-masing terkait dengan kegiatan adat yang bersifat religious bagi suku Dawan.
Rumah adat Lopo merupakan tempat yang biasa digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan tempat dimana upacara adat berlangsung. Rumah adat ini memiliki atap berbentuk kerucut yang terbuat dari alang-alang. Selain sebagai tempat bermusyawarah, rumah ini digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian.
Rumah adat Lopo menjadi ciri khas dari suku Abui yang terdapat di Kabupaten Alor. Rumah Lopo suku Abui terbuat dari bambu dan alang-alang. Rumah Lopo suku Abui tidak memiliki dinding, tetapi terdiri dari tiga tingkat. Di setiap tingkatannya memiliki fungsinya masing-masing. Ada yang dijadikan sebagai tempat istirahat, ataupun sebagai tempat menyimpan bahan makanan.
Baca Juga: 3 Pahlawan Nasional yang Berasal dari NTT
Rumah adat Sumba terdiri dari dua jenis: Uma Bokulu dan Uma Mbatangu. Keduanya berada di Kampung adat Praijing, tepatnya Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Sumba, NTT. Rumah dengan atap yang tinggi ini terlihat sangat unik dan eksotis.
Rumah adat Sumba berbentuk segi empat dan ditopang oleh empat buah kolom. Rumah ini tidak memiliki jendela, tetapi memiliki area terpisah untuk pria dan Wanita. Atapnya yang tinggi memiliki makna filosofis di setiap tingkatannya. Bagian atap melambangkan dunia atas yang suci, sedangkan bagian badan rumah adalah dunia tengah. Sedangkan, bagian bawah rumah masuk ke dalam dunia bawah atau dunia kematian.
Rumah adat biasa digunakan sebagai tempat tinggal dan juga tempat upacara adat. Itulah beberapa jenis rumah adat Nusa Tenggara Timur beserta keunikan dan bentuknya masing-masing.
Rumah adat merupakan simbol dan nilai-nilai luhur dari budaya yang ada pada Negeri kita tercinta, Indonesia. Menjaga dan melestarikan budayanya pun sudah menjadi tugas masyarakat Indonesia. Semoga tulisan ini dapat memperkaya wawasan mengenai kekayaan budaya yang ada di Indonesia.
https://www.rumah.com/panduan-properti/rumah-adat-ntt-29694
https://voi.id/berita/42461/rumah-adat-ntt-sejarah-jenis-jenis-dan-fungsinya-yang-penuh-filosofi
Permainan demo slot merupakan salah satu game slot online versi free dengan tampilan sebanding mesin slot online yang dirancang oleh permainan Pragmatic Play dan demo PG Soft. Anda bisa menjalankan game demo gacor tanpa masalah tanpa lag melalui halaman depan ini. Kami sudah menyediakan secara penuh permainan demo PG dan demo Pragmatic Play free. Untuk mencoba main demo slot x500 kamu harus melakukan pendaftaran akun demo slot gacor agar bisa mendapatkan akses ke dalam slot percakapan gratis dan mendapatkan bonus jackpot scatter hitam dari slot PG Soft sekarang. Tiada salahnya mencoba demo gratis dengan versi versi uang rupiah yang kami hadirkan ini untuk pemain. Kesempatan mendapatkan permainan demo PG scatter hitam sangatlah besar, sebab situs tersebut sudah memberikan bonus jackpot ke semua member slot peluang maxwin. Perlu kamu ketahui, jika akun slot x500 demo bisa kamu mainkan untuk bermain setiap hari demo Pragmatic atau juga demo PG Soft gacor disini tanpa mengeluarkan uang rupiah sedikitpun.
Orang lain juga menelusuri :
Unduh AN777 CASINO, AN777 CASINO Terpopuler, AN777 CASINO Terpercaya, AN777 CASINO Terbaik, Alternatif AN777 CASINO, Terbaru AN777 CASINO, Terkenal AN777 CASINO, Metode Bermain AN777 CASINO, AN777 CASINO Panduan Bermain, Petunjuk Bermain AN777 CASINO, Register AN777 CASINO, AN777 CASINO Apk Android, Cheat AN777 CASINO, Cara Menggunakan AN777 CASINO, Akses AN777 CASINO, Instal AN777 CASINO.
Rp.171.000100% TEK SEBAY
Jakarta (ANTARA) - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Nusa Tenggara Timur mengklaim berpeluang meraih enam kursi di DPRD Provinsi NTT dan 40 kursi DPRD kabupaten/kota di provinsi ini pada Pemilu 2024.
"Sejauh ini DPRD Provinsi NTT itu berpotensi 6 kursi. Pada tahun 2019 meraih satu kursi. Sekarang menjadi 6 kursi berarti peningkatannya 600 persen," kata Ketua DPW PSI NTT Christian Widodo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Peningkatan juga terjadi untuk perolehan kursi di tingkat kota dan kabupaten. Pada Pemilu 2019, Christian mengungkapkan bahwa PSI hanya mendapatkan 11 kursi.
"Total keseluruhan kursi, baik itu provinsi, kota, maupun kabupaten, pada tahun 2019 cuma 11 kursi sekarang menjadi 40 kursi. Artinya meningkat hampir 400 persen," ujarnya.
Dalam real count di Dapil NTT II, PSI sudah memperoleh 5,23 persen suara, sementara data yang masuk baru sekitar 50 persen.
"Jadi, kami sangat yakin bahwa PSI akan lolos ke Senayan tembus parliamentary threshold (ambang batas parlemen) 4 persen," kata Christian.
Menurut dia, peningkatan suara tersebut tidak lepas dari peran Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep. Kehadiran Kaesang menjadikan PSI sebagai representasi partai yang dipilih oleh Presiden RI Joko Widodo.
"Di NTT basis pemilih Pak Jokowi itu 90 persen, pada Pemilu 2019 kemenangan Pak Jokowi di NTT. Tentu dengan hadirnya Mas Kaesang, sangat berpengaruh," tuturnya.
Baca juga: PSI klaim peroleh 42 kursi DPRD kabupaten/kota di PapuaBaca juga: indEX: Masih ada peluang PSI lolos ke parlemen
Pemilu 2024 meliputi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI, Pemilu Anggota DPR RI, Pemilu Anggota DPD RI, pemilu anggota DPRD provinsi, dan pemilu anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.
Peserta pemilu anggota legislatif (pileg) sebanyak 18 partai politik nasional, yakni (sesuai dengan nomor urut) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Buruh, dan Partai Gelora Indonesia.
Berikutnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat.
Selain itu, pileg juga diikuti enam partai politik lokal, yakni Partai Nanggroe Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Tha'at dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.
Pada waktu yang sama, Rabu (14 Februari 2024), diselenggarakan pula Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 yang diikuti pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Seturut Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024.
Pewarta: Fianda Sjofjan RassatEditor: D.Dj. Kliwantoro Copyright © ANTARA 2024
Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki beragam rumah adat dari beberapa suku. Setiap rumah adat di NTT mencerminkan warisan budaya dan tradisi masyarakat setempat.
Masing-masing rumah adat ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, mencerminkan keragaman etnis, dan budaya yang ada di wilayah ini. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan tentang 5 rumah adat NTT yang dilansir dari berbagai sumber.